This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 16 Oktober 2019

Hipertensi dan Hipotensi

Mengenal hipertensi atau tekanan darah tinggi

mencegah hipertensi tekanan darah tinggi
Sumber: Shutterstock
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung  berkontraksi / memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks yaitu ketika jantung terisi oleh darah
Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut angkanya saat ini terus meningkat secara global. Peningkatan orang-orang dewasa di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi diprediksi melonjak hingga 29 persen pada tahun 2025.

Fakta lain mengenai tekanan darah tinggi

Peningkatan kasus hipertensi juga terjadi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap hipertensi. Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) menunjukkan angka pengidapnya meningkat jadi 32,4 persen. Ini artinya ada peningkatan sekitar tujuh persen dari tahun-tahun sebelumnya. Angka pasti di dunia nyata mungkin bisa lebih tinggi dari ini karena banyak orang yang tidak menyadari mereka memiliki tekanan darah tinggi.
Hipertensi disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang tapi mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa macam penyakit jantung.
Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius penyakit jantung koronergagal jantungstrokegagal ginjalkebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Stroke (51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%) merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Apa ciri-ciri orang yang mengalami tekanan darah tinggi?

Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya mengalami gejala ringan. Namun, kondisi tekanan darah tinggi yang parah mungkin  akan menyebabkan beberapa gejala berikut:
  • Sakit kepala parah
  • Pusing
  • Penglihatan buram
  • Mual
  • Telinga berdenging
  • Kebingungan
  • Detak jantung tak teratur
  • Kelelahan
  • Nyeri dada
  • Sulit bernapas
  • Darah dalam urin
  • Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga
Mungkin masih ada gejala lain yang tidak tercantum di atas. Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lengkap.

Mengenal hipotensi (tekanan darah rendah)

Hipotensi atau biasa dikenal tekanan darah rendah, adalah kondisi tekanan darah yang dihasilkan saat jantung memompa darah ke seluruh arteri darah dalam tubuh berada di bawah batas tekanan normal. Saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri.

Tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan darah. Jika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah dibandingkan normal, biasanya disebut dengan tekanan darah rendah atau hipotensi. Ini juga berarti menandakan bahwa jantung, otak, dan bagian lain dari tubuh tidak mendapatkan cukup darah.

Tekanan darah yang normal, ukurannya 120/80 mm Hg, tetapi tekanan darah seseorang tiap waktunya tidak selalu sama, selalu berubah-ubah. Beberapa ahli mengatakan bahwa tekanan darah yang rendah berada pada ukuran sistoliknya 90 (angka pertama) dan distoliknya berukuran 60 (angka kedua). Perubahan tekanan darah menjadi rendah secara tiba-tiba juga berbahaya karena bisa berdampak pusing yang hebat, akibat otak gagal menerima aliran darah yang cukup.

Ada 4 jenis hipotensi yang harus Anda tahu

hipertensi maligna
Sumber: Shutterstock

1. Hipotensi postural

Jenis tekanan darah postural adalah hal yang umum. Biasanya terjadi ketika Anda buru-buru berdiri dari posisi duduk atau habis berbaring tiduran. Hipotensi jenis ini disebut juga sebagai hipotensi ortostatik. Percaya atau tidak, hasil gravitasi bisa membuat aliran darah Anda mengarah ke kaki saat Anda berdiri. Tubuh Anda mencoba untuk meningkatkan denyut jantung dan kontriksi pembuluh darah, agar pasokan darah dapat kembali ke otak. Gejala tekanan darah ini biasanya akan berupa pusing, mual dan bisa sampai pingsan.
Hipotensi postural juga bisa disebabkan oleh pemicu lainnya, yaitu seperti dehidrasi, istirahat yang lama, kehamilan, masalah jantung, keadaan yang sangat panas, varises yang membesar, diabetes dan kelainan saraf. Tidak hanya itu, tekanan darah tipe postural ini juga bisa terjadi karena pengaruh obat. Ketika Anda didiagnosis menderita darah tinggi, obat yang dipakai untuk mengatasi darah tinggi tersebut dapat menurunkan tekanan darah rendah secara drastis.

2. Hipotensi postprandial

Tekanan darah postprandial adalah kondisi yang unik, karena tekanan darah ini terjadi setelah makan. Mengapa bisa begitu, bukankah seharusnya setelah makan kita malah berenergi karena mendapatkan nutrisi lebih?
Begini, setelah makan aliran darah di tubuh akan bergerak pada saluran pencernaan Anda. Sama halnya dengan ketika Anda berdiri, darah mengumpul pada kaki. Tubuh Anda mencoba untuk melawan hal tersebut dengan meningkatkan denyut jantung Anda agar tetap dalam keadaan normal.
Namun upaya tubuh  tidak selalu berhasil, sehingga saat gagal, Anda akan merasakan kepala yang pusing, rasa ingin pingsan, atau bahkan sampai jatuh.Tekanan darah rendah tipe ini umum terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi yang sedang dalam pengobatan, atau seseorang dengan sakit gangguan sistem saraf seperti penyakit Parkinson.
Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengurangi dosis obat, makan dalam porsi kecil (tapi beberapa kali makan), dan ngemil makanan rendah karbohidrat.

3. Hipotensi karena salah sinyal otak

Tekanan darah ini terjadi saat adanya ‘sinyal’ yang salah antara otak dan jantung. Penyebab dari tipe tekanan darah rendah ini adalah berdiri dalam jangka waktu yang lama, akibatnya Anda akan merasa kepala pusing, mual, hingga pingsan.
Biasanya tipe tekanan darah rendah ini menyerang anak muda. Saraf di ventrikel kiri jantung memberikan sinyal otak bahwa darah terlalu tinggi. Otak pun menurunkan denyut jantung, sehingga tekanan darah pun menurun. Hal inilah yang menyebabkan darah mengumpul di kaki dan kesulitan untuk mencapai otak.

4. Hipotensi akibat kerusakan sistem saraf

Kondisi ini dapat disebut sebagai sindrom Shy-Drager, yaitu merupakan kondisi kelainan yang langka. Ini disebabkan karena adanya kerusakan progresif pada sistem saraf otonom (sistem saraf yang mengontrol fungsi otomatis tubuh). Ciri dari tekanan darah yang rendah ini adalah Anda mengalami ciri-ciri tekanan darah rendah postural yang parah  kombinasi tekanan darah tinggi ketika Anda berbaring atau tiduran.

Perbedaan hipertensi dan hipotensi

Tekanan darah terus berubah sesuai dengan aktivitas dan kondisi tubuh. Tekanan darah terendah pada orang yang sehat terjadi saat tidur atau beristirahat. Sedangkan tekanan darah tertinggi terjadi ketika melakukan aktivitas fisik serta saat tingkat stres dan kecemasan meningkat.
Walaupun demikian, bila tekanan darah berada pada tingkat yang tinggi atau rendah di waktu yang tidak seharusnya, bisa jadi ini merupakan gangguan. Gangguan pada tekanan darah tersebut adalah hipertensi dan hipotensi. Meskipun sama-sama terjadi pada tekanan darah, keduanya jelas berbeda. Berikut perbedaan antara hipertensi dan hipotensi.

1. Besarnya tekanan pada arteri

Bila seseorang memiliki hipertensi, darah yang tadinya memiliki kadar oksigen rendah dipompa ke paru-paru, di mana persediaan oksigen diisi ulang. Namun, dinding arteri pada jantung menerima tekanan terlalu banyak tekanan secara terus-terusan. Hipertensi ditandai dengan tekanan darah di atas 120/80 mmHg.
Sementara hipotensi berarti tekanan pada arteri sangat rendah sehingga darah tidak mengantarkan cukup oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh. Akibatnya, organ tubuh tersebut tidak berfungsi normal dan mungkin akan rusak, baik untuk sementara atau permanen. Hipotensi ditandai dengan tekanan darah di bawah 90/60 mmHg.

2. Hipertensi memiliki tahapan gejala

Hipertensi umumnya memiliki tiga tahapan sesuai dengan terus melonjaknya tekanan darah. Pada tahapan awal atau disebut dengan prahipertensi berada di sekitar 120/80 mmHg sampai dengan 140/90 mmHg.
Bila tidak diobati, tekanan darah akan melebihi 140/90 mmHg hingga 160/100 mmHg, ini disebut dengan tahapan hipertensi tahapan I. Kemudian, bila kondisi bertambah buruk maka tekanan darah bisa melebihi 160/100 mmHg, ini disebut dengan tahapan hipertensi tahapan 2.

3. Gejala dan tanda yang dirasakan

Gejala umum hipertensi meliputi sakit kepala, pusing, sesak napas, penglihatan kabur, terasa berdenyut di leher atau kepala, dan mual.
Sementara itu, gejala umum hipotensi meliputi detak jantung melambat, kepala seperti kliyengan, pusing, dan pingsan.

4. Penyebab terjadinya

Kebanyakan kasus tekanan darah tinggi pada orang dewasa terjadi secara alami (penyebab primer). Ini juga bisa berkembang seiring dengan bertambahnya umur, berat badan, faktor genetik, pola hidup yang tidak sehat, serta penyakit lain yang berisiko sebabkan hipertensi (penyebab sekunder), misalnya diabetes.
Sedangkan penyebab hipotensi adalah perdarahan sedang atau berat, dehidrasi, penggunaan obat-obatan tertentu, peradangan pada organ tubuh seperti pankreatitis akut yang menyebabkan tekanan darah anjlok, serta kondisi atau kelainan yang ada pada jantung.

Antara hipertensi dan hipotensi, mana yang lebih bahaya?

Sumber: Shutterstock
Hipertensi dan hipotensi tidak bisa dibandingkan tingkat keparahannya, keduanya sama-sama berbahaya. Sebab, keduanya sama-sama berisiko menyebabkan komplikasi dalam jangka panjang dan tentunya memberikan pengaruh buruk pada organ tubuh.
Komplikasi pada hipertensi akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga bisa terjadi serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal dan kemungkinan penyakit lainnya. Sementara hipotensi dapat menyebabkan syok (kehilangan cairan atau darah dalam jumlah sangat banyak) yang tentu mengancam nyawa.
Tentu hidup sehat menjadi pilihan Anda, bukan? Daripada membandingkan; mana yang lebih berbahaya, sebaiknya Anda menghindari kedua gangguan tersebut. Dilansir dari Healthline, berikut pedoman untuk menjaga tekanan darah yang sehat seperti:
  • Jaga berat badan ideal. Untuk memastikan apakah berat badan Anda sudah ideal, cek di kalkultor BMI ini atau di bit.ly/indeksmassatubuh.
  • Jaga pola makan sehat dan seimbang.
  • Istirahat dan olahraga yang cukup.
  • Berhenti merokok dan hindari konsumsi alkohol.
  • Rutin mengecek tekanan darah dan konsultasi kesehatan Anda ke dokter.

Bagaimana cara menjaga tekanan darah normal?

Perubahan gaya hidup sehat merupakan langkah penting pertama untuk menurunkan tekanan darah. Ahli kesehatan saat ini menyarankan bahwa kita semua harus:
  • Olahraga minimal 30 menit sehari
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal
  • Mengurangi konsumsi sodium (garam)
  • Meningkatkan asupan kalium
  • Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari satu atau dua gelas sehari
  • Mengonsumsi makanan yang kaya buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak sambil mengurangi asupan lemak total dan lemak jenuh
  • Berhenti merokok

Ubah pola dan gaya hidup untuk jaga tekanan darah agar normal

Di sisi lain, gejala hipertensi dan hipotensi tak melulu harus ditangani dengan obat-obatan medis. Di samping konsumsi obat-obatan, perubahan gaya hidup positif seperti diet seimbang dan rendah garam, olahraga, tidak merokok dan tidak minum alkohol, dan manajemen berat badan dapat banyak membantu menurunkan tekanan darah agar tekanan darah normal selalu.  
Pengobatan alami seperti bernapas lewat perut, relaksasi otot, dan lain-lain dapat membantu menghilangkan stres penyebab tekanan darah tidak normal. Terlebih, stres emosional memengaruhi tekanan darah Anda. Jadi belajarlah untuk memilah-milih prioritas hidup dan menjauhi diri dari pemicu stres sebagai upaya dampingan yang sama penting untuk mengelola tekanan darah Anda.

Obat untuk penderita hipertensi

Obat tekanan darah tinggi yang biasanya dikombinasikan adalah kelas diuretik, beta blocker, penghambat enzim engiotensin (ACE inhibitor), angiotensin-II antagonis, dan calcium blocker.
Beberapa contohnya adalah Lotensin HCT yang merupakan kombinasi benazepril (penghambat ACE) dan Hydrocholorthiazide (diuretik), atau Tenoretic yang dikombinasikan dari atenolol (beta blocker) dengan chlortalidone (diuretik).
Diuretik sering dimasukkan ke dalam kombinasi obat darah tinggi karena risiko efek sampingnya yang lebih kecil dan manfaatnya yang mampu meningkatkan efek penurunan tensi darah dari obat utamanya.
Obat diuretik juga ditambahkan ke obat-obatan tekanan darah untuk mengatasi masalah kelebihan cairan dalam tubuh yang biasa dialami oleh orang hipertensi.

Obat untuk penderita hipotensi

1. Obat vasopressin

Obat vasopressin adalah obat untuk mempersempit pembuluh darah agar menyebabkan peningkatan tekanan darah. Obat ini biasanya digunakan untuk kasus hipotensi kritis.
Vasopressin dapat dikombinasikan dengan vasolidator (nitroprusside, nitroglycerin) untuk menjaga tekanan darah sekaligus meningkatkan kerja otot jantung. Nitroprusside digunakan untuk mengurangi beban sebelum dan setelahnya dan meningkatkan kerja jantung. Nitroglycerin secara langsung melemaskan pembuluh darah vena dan mengurangi beban sebelumnya.

2. Catecholamine

Catecholamine termasuk dalam obat adrenalin, noradrenalin, dan dopamin. Obat-obatan ini bekerja memengaruhi sistem saraf simpatetik dan pusat. Catecholamines juga berfungsi membuat jantung berdetak lebih cepat dan kuat serta menyempitkan pembuluh darah sehingga berakibat pada peningkatan tekanan darah.

3. Obat darah rendah lainnya

Beberapa obat darah rendah tertentu ditargetkan khusus untuk mengobati kondisi jantung, masalah pembuluh darah, atau masalah sirkulasi darah yang bisa menyebabkan penurunan tekanan darah. Obat-obatan ini dapat bekerja dengan cara yang berbedam, dan  satu agen dapat digunakan untuk mengobati beberapa jenis masalah kardiovaskular.
Beberapa obat dapat digunakan untuk mengobati kondisi tekanan darah rendah yang terjadi saat Anda berdiri(hipotensi ortostatik). Misalnya, obat fludrokortison yang meningkatkan volume darah. Pada kasus hioptensi ortostatik kronis, dokter akan meresepkan obat midodrine (Orvaten)
Sumber : https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hipertensi-tekanan-darah-tinggi/hipertensi-dan-hipotensi/

Anemia

Apa itu anemia?

Penyakit anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah Anda lebih rendah dari jumlah normal.
Anemia juga bisa terjadi jika sel-sel darah merah tidak mengandung cukup hemoglobin. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah. Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Jika Anda memiliki anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen. Akibatnya, Anda mungkin merasa lelah atau lemah. Anda juga mungkin memiliki gejala lain, seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.
Jenis lain dari anemia meliputi:

Mengapa anemia tak boleh dianggap sepele?

Anemia parah atau berlangsung lama dapat merusak jantung, otak, dan organ lain dalam tubuh Anda. Anemia sangat parah bahkan dapat menyebabkan kematian.

Penyebab & Faktor Risiko

Apa penyebab anemia?

Meskipun banyak bagian tubuh yang membantu membuat sel-sel darah merah, sebagian besar pekerjaan ini dilakukan pada sumsum tulang. Sumsum tulang adalah jaringan lunak di tengah tulang yang membantu membentuk semua sel darah.
Sel-sel darah merah yang sehat bertahan antara 90 dan 120 hari. Bagian tubuh Anda kemudian akan menghapus sel-sel darah tua. Sebuah hormon yang disebut erythropoietin (EPO) yang dibuat di ginjal memberikan sinyal kepada sumsum tulang Anda untuk membuat lebih banyak sel darah merah.
Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen dalam sel darah merah. Protein ini memberikan sel darah merah warna merah. Orang dengan anemia tidak memiliki cukup hemoglobin.
Tubuh membutuhkan vitamin tertentu, mineral, dan nutrisi untuk membuat cukup sel darah merah. Zat besi, vitamin B12, dan asam folat merupakan tiga zat yang paling penting. Tubuh mungkin tidak memiliki cukup nutrisi ini karena:
  • Perubahan pada lapisan lambung atau usus yang mempengaruhi seberapa baik nutrisi yang diserap (misalnya, penyakit celiac)
  • Pola makan yang buruk
  • Kehilangan darah dengan lambat (misalnya, karena periode menstruasi berat atau tukak lambung)
  • Operasi yang menghilangkan bagian dari lambung atau usus.
Kemungkinan penyebab anemia meliputi:
  • Obat-obatan tertentu
  • Penghancuran sel darah merah lebih awal dari biasanya (yang mungkin disebabkan oleh masalah sistem kekebalan tubuh)
  • Penyakit jangka panjang (kronis) seperti penyakit kronis ginjal, kanker, ulcerative colitis, atau rheumatoid arthritis
  • Beberapa bentuk anemia, seperti talasemia atau anemia sel sabit, yang bisa diturunkan
  • Kehamilan
  • Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, myelodysplasia, multiple myeloma, atau anemia aplastik.

Siapa yang berisiko terkena anemia?

Faktor-faktor ini akan meningkatkan risiko Anda terkena anemia:
  • Pola makan kurang vitamin tertentu. Makan makanan yang rendah zat besi, vitamin B-12, dan folat secara menerus meningkatkan risiko anemia.
  • Gangguan usus. Memiliki gangguan usus yang mempengaruhi penyerapan nutrisi di usus kecil Anda (seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn) membuat Anda berisiko anemia. Operasi pengangkatan atau operasi untuk bagian-bagian dari usus kecil Anda di mana nutrisi diserap, dapat menyebabkan kekurangan gizi dan anemia.
  • Haid. Secara umum, perempuan yang belum mengalami menopause memiliki risiko lebih besar mengalami anemia defisiensi zat besi daripada laki-laki dan wanita pasca menopause. Itu karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah.
  • Kehamilan. Jika Anda sedang hamil, Anda mengalami peningkatan risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi Anda harus membantu peningkatan volume darah Anda serta menjadi sumber hemoglobin untuk bayi Anda agar dapat tumbuh.
  • Kondisi kronis. Misalnya, jika Anda memiliki kanker, ginjal atau gagal hati, atau kondisi kronis lain, Anda mungkin berisiko anemia karena penyakit kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kekurangan sel darah merah. Kehilangan darah kronis dan perlahan-lahan dari luka lambung atau sumber lain dalam tubuh Anda dapat menguras cadangan zat besi dari tubuh Anda, yang menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
  • Sejarah keluarga. Jika keluarga Anda memiliki sejarah dari anemia yang diturunkan, seperti anemia sel sabit, Anda juga mungkin memiliki peningkatan risiko kondisi ini.
  • Faktor-faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.

Gejala

Apa saja gejala anemia?

Anda mungkin tidak memiliki gejala jika mengalami anemia ringan. Jika masalah berkembang perlahan-lahan, gejala yang terjadi pertama mungkin meliputi:
  • Merasa mudah marah
  • Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya, atau saat olahraga
  • Sakit kepala
  • Masalah berkonsentrasi atau berpikir
Jika anemia semakin memburuk, gejala mungkin termasuk:
  • Warna biru hingga putih pada mata
  • Kuku rapuh
  • Keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal lain yang bukan makanan (disebut juga ‘pica’)
  • Pusing ketika Anda berdiri
  • Warna kulit pucat
  • Sesak napas
  • Lidah sakit
  • Beberapa jenis anemia dapat memiliki gejala lainnya.

Kapan saya harus ke dokter?

Buatlah janji dengan dokter Anda jika Anda merasa lelah karena alasan yang tidak dapat dijelaskan. Beberapa jenis anemia, seperti anemia defisiensi zat besi atau kekurangan vitamin B-12 biasa terjadi.
Kelelahan memiliki banyak penyebab selain anemia, jadi jangan berasumsi bahwa jika Anda lelah Anda pasti mengalami anemia. Beberapa orang baru menyadari bahwa mereka memiliki hemoglobin rendah (yang merupakan gejala anemia) ketika mereka mendonorkan darah.
Hemoglobin rendah mungkin hanya masalah sementara yang dapat diatasi dengan makan lebih banyak makanan kaya zat besi atau minum multivitamin yang mengandung zat besi. Hal ini juga dapat menjadi tanda peringatan dari perdarahan di dalam tubuh Anda yang mungkin menyebabkan Anda kekurangan zat besi.
Jika Anda diberi tahu bahwa Anda tidak dapat mendonorkan darah karena hemoglobin yang rendah, periksalah ke dokter Anda.

Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosis anemia?

Untuk mendiagnosis anemia, dokter mungkin akan menguji darah Anda. Jika Anda memiliki anemia, dokter Anda mungkin perlu melakukan tes lain untuk mencari tahu apa yang menyebabkan kondisi ini.
Anemia normositik yang paling sering ditemukan oleh tes rutin yang merupakan bagian dari pemeriksaan fisik. Kondisi ini mungkin ditemukan dengan tes darah yang Anda fungsi lainnya. Jumlah darah lengkap (juga disebut CBC) dapat menunjukkan jika Anda memiliki anemia normositik.
Jika tes darah lengkap Anda menunjukkan rendahnya jumlah sel darah merah yang berukuran normal, dokter Anda mungkin ingin Anda untuk mendapatkan lebih banyak tes untuk melihat apa yang menyebabkan anemia. Jika Anda lahir dengan kondisi ini, anggota keluarga yang lain juga mungkin perlu diuji.
Tes darah digunakan untuk mendiagnosis beberapa jenis umum dari anemia yang mungkin termasuk:
  • Kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin dan mineral lainnya
  • Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
  • Jumlah retikulosit
Tes-tes lain mungkin dilakukan untuk menemukan masalah medis yang dapat menyebabkan anemia.

Apa tes medis lainnya yang dapat membantu diagnosis?

Jika Anda menerima diagnosis anemia, dokter Anda mungkin memerintahkan tes tambahan untuk menentukan penyebab yang mendasari kondisi ini.
Misalnya, anemia kekurangan zat besi dapat mengakibatkan perdarahan kronis ulkus, polip jinak di usus besar, kanker usus besar, tumor atau masalah ginjal.
Kadang-kadang, mungkin perlu untuk mempelajari sampel sumsum tulang Anda untuk mendiagnosis anemia.

Obat & Pengobatan

Apa pengobatan untuk anemia?

Pengobatan harus diarahkan pada penyebab anemia, dan mungkin termasuk:
  • Transfusi darah
  • Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh
  • Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang Anda membuat lebih banyak sel darah
  • Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya

Apa komplikasi yang mungkin terjadi karena anemia?

Jika tidak diobati, anemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
  • Kelelahan berat. Ketika anemia cukup parah, Anda mungkin begitu lelah sehingga Anda tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari. Anda mungkin terlalu lelah untuk bekerja atau bermain.
  • Masalah jantung. Anemia dapat menyebabkan denyut jantung yang cepat atau tidak teratur – yang disebut aritmia. Jantung Anda harus memompa lebih banyak darah untuk mengkompensasi kekurangan oksigen dalam darah ketika Anda anemia. Hal ini bahkan dapat menyebabkan gagal jantung kongestif.
  • Kematian. Beberapa anemia yang diwariskan, seperti anemia sel sabit, bisa serius dan menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat menyebabkan anemia berat dan bisa berakibat fatal.

Bagaimana saya bisa mengatasi anemia saya?

Sering kali, Anda dapat mengobati dan mengendalikan anemia. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala anemia, carilah diagnosis dan pengobatan yang tepat. Pengobatan dapat meningkatkan tingkat energi dan aktivitas Anda, meningkatkan kualitas hidup Anda, dan membantu Anda hidup lebih lama.
Dengan pengobatan yang tepat, banyak jenis anemia yang ringan dan pendek bisa diatasi. Namun, anemia bisa sangat parah, tahan lama, atau bahkan fatal ketika hal itu disebabkan oleh penyakit yang diturunkan atau penyakit kronis atau trauma.

Pilih makanan kaya vitamin

Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari anemia defisiensi zat besi dan anemia defisiensi vitamin dengan memilih diet yang mencakup berbagai vitamin dan nutrisi, termasuk:
  • Zat besi. makanan yang kaya zat besi termasuk daging sapi dan daging lainnya, kacang-kacangan, lentil, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
  • Folat. nutrisi ini, dan bentuk asamnya sintetis folat, dapat ditemukan dalam buah jeruk dan jus, pisang, sayuran berdaun hijau gelap, kacang-kacangan, dan roti, sereal serta pasta.
  • Vitamin B-12. Vitamin ini ditemukan secara alami dalam daging dan produk susu. Vitamin ini juga ditambahkan ke beberapa sereal dan produk kedelai, seperti susu kedelai.
  • Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C (seperti buah jeruk, melon dan buah lainnya) membantu meningkatkan penyerapan zat besi.

Pertimbangkan konseling genetik jika Anda memiliki riwayat keluarga anemia

Jika Anda memiliki riwayat keluarga anemia yang diturunkan, seperti anemia sel sabit atau talasemia, bicaralah dengan dokter Anda dan mungkin juga dapat konsultasi dengan konselor genetik tentang risiko Anda dan apa risiko  dapat Anda turunkan kepada anak-anak Anda.
sumber : https://hellosehat.com/penyakit/anemia/

Varises

Apa itu varises?

Varises adalah pembuluh darah vena yang membengkak dan tampak dekat dari permukaan kulit. Pembuluh vena membawa darah dengan rendah oksigen dari sel dan jaringan kembali ke jantung, di mana darah bisa kembali mendapatkan oksigen.
Masalah pada pembuluh vena ini dapat terjadi di bagian mana pun pada tubuh Anda. Namun, paling sering terjadi pada kaki. Kondisi ini sangat umum dihadapi banyak orang.
Kadang tidak berbahaya, namun perlu penanganan dokter ketika gejala yang ditimbulkan cukup mengganggu atau berisiko menyebabkan komplikasi.

Seberapa umumkah varises?

Kondisi yang menyebabkan terlihatnya pembuluh vena di permukaan kulit memang sangat umum. Hampir 30% orang dewasa memiliki masalah ini. Terutama, orang lanjut usia, wanita, orang yang kelebihan berat badan, dan orang yang aktivitasnya menghabiskan waktu lama untuk berdiri.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala varises?

Tanda dan gejala varises yang umumnya dialami, antara lain:
  • Pembuluh vena dapat terlihat di permukaan kulit menyerupai serabut atau garis-garis berwarna biru keunguan
  • Nyeri kaki atau kaki terasa berat, khususnya setelah berdiri atau duduk dalam waktu yang lama
  • Vena terlihat menonjol dan membengkak sepanjang paha, mata kaki, atau lutut
  • Kulit terasa gatal, terutama di area tungkai bawah dan pergelangan kaki
  • Terjadi perubahan warna kulit, kulit jadi lebih tipis, dan terbentuk luka atau infeksi jaringan lunak di dekat mata kaki
  • Kaki atau area yang terjadi pembengkakan vena terasa berdenyut atau kram
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Bagi banyak orang, varises lebih menjadi masalah estetika, yaitu mengurangi penampilan. Namun, bagi sebagian orang lainnya, kondisi ini dapat menyebabkan gejala dan masalah yang serius. Jika Anda cemas mengenai kondisi kesehatan Anda atau pengobatan di rumah tidak efektif, Anda harus pergi ke dokter atau rumah sakit untuk diperiksa.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab varises?

Varises disebabkan karena katup vena melemah dan tidak mampu menahan akumulasi darah. Penyakit ini tidak menular ataupun diturunkan namun varises biasanya terjadi dalam satu keluarga.
Awalnya, vena yang bertugas membawa darah dari jaringan tubuh ke jantung. Pembuluh darah ini memiliki katup satu arah yang membantu menjaga darah mengalir ke jantung Anda.
Jika katup lemah atau rusak, darah dapat kembali dan menyatu di pembuluh darah Anda. Ini menyebabkan pembuluh darah vena membengkak, menonjol, dan terlihat di permukaan kulit.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk varises?

Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan seseorang terkena masalah pada pembuluh vena ini, meliputi:

Riwayat keluarga

Memiliki anggota keluarga dengan masalah ini dapat meningkatkan risiko Anda memiliki kondisi yang serupa. Hampir setengah dari orang dengan kondisi ini ternyata memiliki anggota keluarga dengan masalah yang sama.

Usia

Risiko masalah pada pembuluh vena ini dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Semakin tua, pembuluh darah dan katupnya akan melemah dan fungsinya menjadi kian memburuk sehingga dapat menyebabkan pembengkakan di vena.

Jenis kelamin

Wanita cenderung mengalami masalah pada pembuluh vena lebih sering daripada pria. Perubahan hormon yang terjadi selama pubertas, kehamilan, dan menopause (atau dengan penggunaan pil KB) dapat meningkatkan risiko seorang wanita untuk mengalami kondisi ini.

Kehamilan

Selama kehamilan, pertumbuhan janin memberi tekanan pada pembuluh darah di kaki ibu. Itulah sebabnya, masalah pada pembuluh vena sering terjadi pada ibu hamil. Untungnya, kondisi ini dapat membaik dalam waktu 3 hingga 12 bulan setelah melahirkan.

Kegemukan atau obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat memberikan tekanan ekstra pada pembuluh darah Anda. Ini dapat menyebabkan pembuluh darah vena membengkak dan menimbulkan masalah.

Tidak aktif

Berdiri atau duduk dalam waktu lama, terutama dengan kaki ditekuk atau disilangkan dapat meningkatkan risiko masalah pada pembuluh vena. Ini karena tetap dalam satu posisi untuk waktu yang lama dapat memaksa pembuluh darah Anda untuk bekerja lebih keras untuk memompa darah ke jantung Anda.

Pernah memiliki trauma di kaki

Mengalami pembekuan darah sebelumnya atau kerusakan traumatis pada katup di pembuluh darah dapat melemahkan kemampuan pembuluh untuk memindahkan darah kembali ke jantung. Ini dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah di pembuluh vena.
Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak dapat menderita varises.  Faktor-faktor yang telah disebutkan  hanyalah referensi saja. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk varises?

Kadang-kadang varises menyebabkan rasa sakit, pembekuan darah, luka pada kulit, atau masalah lainnya. Jika ini terjadi, dokter Anda dapat merekomendasikan satu atau lebih prosedur medis.
Beberapa orang memilih untuk memiliki prosedur ini untuk memperbaiki penampilan pembuluh darahnya atau untuk menghilangkan rasa sakit.
Masalah pada pembuluh vena ini diobati dengan perubahan gaya hidup dan prosedur medis. Tujuan pengobatan adalah meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan memperbaiki penampilan. Beberapa cara untuk mengobati pembengkakan pada pembuluh vena, melingkupi:

Stoking kompresi


Stoking ini memberikan tekanan yang stabil untuk membantu memindahkan darah kembali ke jantung Anda. Tekanan yang stabil juga mengurangi pembengkakan di kaki bagian bawah dan mengurangi risiko pembekuan darah. Namun, Anda masih memiliki pembuluh darah kaki yang terlihat.
Jika Anda membutuhkan stocking kompresi, dokter kulit dapat memeriksa Anda sehingga Anda mendapatkan ukuran yang tepat dan jumlah tekanan yang tepat.

Skleroterapi


Ini adalah perawatan paling umum untuk pembengkakan pembuluh vena. Skleroterapi membuat dinding vena saling menempel sehingga darah tidak bisa mengalir lagi. Ini meningkatkan sirkulasi pada area yang bermasalah dan mengurangi pembengkakan.
Saat ini, dokter kulit menggunakannya untuk mengobati spider veins dan varises kecil. Jika Anda melakukan pengobatan ini, perawatannya sebagai berikut ini:
  • Dokter kulit Anda akan menyuntikkan obat ke dalam area vena yang bengkak
  • Setelah suntikan, dokter kulit Anda dapat memijat daerah tersebut
  • Kemudian, Anda diminta untuk menggunakan stocking kompresi di kaki
Untuk mencegah kemungkinan efek samping, Anda harus berjalan kaki setiap hari dan memakai stoking kompresi sesuai petunjuk. Sebagian besar pasien memakai stoking kompresi selama 2 hingga 6 minggu. Anda dapat kembali bekerja dan sebagian besar kegiatan keesokan harinya.
Setelah melakukan pengobatan ini, biasanya spider veins akan hilang dalam 3 atau 6 minggu. Sementara varises membutuhkan waktu 3 hingga 4 bulan agar hilang. Untuk mendapatkan hasil terbaik, Anda mungkin memerlukan 2 atau 3 perawatan.

Perawatan laser


Pengobatan ini dilakukan dengan mengarahkan sinar laser pada vena yang membengkak. Sinar ini dapat mengecilkan pembuluh darah tanpa merusak kulit yang terkena. Setelah disinari, Anda harus memakai stoking kompresi dan melindungi area tersebut dari paparan sinar matahari selama 3 hingga 4 minggu. Tujuannya, supaya bintik hitam tidak terbentuk pada kulit yang terkena laser.
Baru-baru ini sedang dikembangkan terapi laser endovenous (EVLT) dan radiofrequency ablation (RFA). Keduanya bekerja dengan cara mengangkat pembuluh vena yang membengkak. EVLT biasanya direkomendasikan untuk mengobati spider veins dan varises kecil. Sementara, RFA digunakan untuk mengobati varises yang besar. Inilah tahap-tahap yang dilaku, kan selama perawatan:
  • Pemberian anestesi pada area kulit yang memiliki pembengkakan vena untuk menghilangkan rasa sakit
  • Dokter membuat sayatan kecil dan memasukkan serat laser untuk EVLT atau kateter ke pembuluh darah untuk RFA
  • Dokter akan mengaktifkan laser dan memanaskan vena agar mengecil.
Dibutuhkan sekitar 1 tahun untuk menghilangkan pembuluh vena yang membengkak dengan baik EVLT dan RFA. Untuk mendapatkan hasil terbaik, Anda mungkin memerlukan lebih dari satu kali perawatan.

Pemeriksaan fisik sebelum perawatan


Sebelum memutuskan pengobatan mana yang cocok, Anda terlebih dahulu menjalani pemeriksaan fisik. Dokter akan melihat dengan teliti pembuluh darah kaki dan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda.
Tes non-invasif untuk melihat pembuluh darah di kaki Anda juga mungkin diperlukan. Misalnya, ultrasonografi doppler untuk menunjukkan aliran darah di pembuluh darah kaki Anda. Kemudian, ada pula plethysmography yaitu menggunakan manset tekanan darah untuk mengukur perubahan volume darah, sehingga dapat membantu menemukan masalah seperti aliran darah abnormal.
Setelah meninjau semua informasi, dokter kulit Anda dapat memberi tahu Anda apakah perawatan vena mana yang paling efektif. Terkadang, lebih dari satu jenis perawatan akan direkomendasikan untuk memberikan hasil terbaik dan mengurangi efek samping.

Apa saja komplikasi varises?

Varises yang menimbulkan gejala dan tidak diobati, dapat menyebabkan dermatitis. Pasalnya, masalah pada pembuluh vena ini menimbulkan rasa gatal sehingga Anda akan terus menggaruknya. Ini dapat menyebabkan perdarahan, luka, dan iritasi di kulit.
Selain itu, masalah pada pembuluh vena ini dapat menyebabkan superfisial tromboflebitis. Tromboflebitis adalah gumpalan darah di pembuluh darah yang menyebabkan rasa sakit dan masalah lain di daerah yang terkena.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk varises?

Dokter mendiagnosis dari pemeriksaan pada kaki dan gejala yang muncul. Jika diagnosis belum jelas, dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasound untuk melihat gambaran vena dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi varises?

Selain pengobatan dokter, merubah gaya hidup menjadi kunci agar varises lebih mudah diobati. Bukan hanya membantu pengobatan, perubahan gaya hidup menjadi lebih baik lagi dapat mencegah terbentuknya masalah di pembuluh vena dan mengurangi gejala yang tidak menyenangkan.
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi varises:

Pakai stocking kompresi


Stocking ini membantu melancarkan peredaran darah di kaki, pergelangan tangan, dan bagian tubuh lainnya. Stocking kompresi terbuat dari kain fleksibel yang bisa meregang ketika dipakai.
Meski banyak dijual, Anda tetap harus konsultasi lebih dahulu pada dokter, baik untuk membantu memilih jenis yang paling baik maupun cara aman menggunakannya.

Rutin olahraga


Jenis olahraga tertentu dapat meningkatkan sirkulasi darah di kaki. Dokter mungkin akan merekomendasikan jalan santai selama 3o menit, sebanyak 5 kali seminggu. Olahraga seperti lari, angkat beban, dan yoga sebaiknya dihindari karena memberi tekanan berlebih sehingga bisa memperparah pembengkakan vena yang ada di kaki atau tangan.
Hindari berdiri atau duduk dalam waktu yang cukup lama. Kebiasaan ini dapat menyebabkan darah dalam pembuluh vena mengumpul di area tungkai sehingga memperburuk gejala. Untuk itu, sering-seringlah beristirahat dengan kaki diluruskan setelah berdiri dalam waktu yang lama atau gerak-gerakkan kaki supaya aliran darah lebih lancar.

Jaga berat badan normal


Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah yang ada di kaki. Ini dapat meningkatkan risiko terbentuknya varises di kaki. Supaya berat badan Anda tetap terkontrol, Anda harus menjaga pola makan, meliputi:
  • Menghindari kebiasaan makan yang buruk, seperti tidur setelah makan atau makan tengah malam
  • Mengurangi makanan yang mengandung lemak jenuh dan yang mengandung banyak kalori
  • Memperbanyak sayur, buah, biji-bijian, kacang-kacangan, dan makanan yang tinggi protein dengan lemak sehat
  • Kurangi makanan yang mengandung banyak garam. Natrium dapat menahan air di dalam tubuh sehingga membuat bagian tubuh tertentu membengkak dan kemungkinan bisa mengganggu aliran darah di pembuluh darah
Supaya optimal, iringi dengan aktivitas fisik yang sesuai. Jika Anda masih bingung menentukan rencana diet Anda, lakukan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi.

Hindari pakaian ketat dan memakai sepatu tinggi


Mengenakan sesuatu yang menempel ketat di badan, seperti sabuk, celana ketat, sepatu atau kaus kaki sempit juga bisa mengganggu aliran darah di tubuh Anda. Lebih baik memakai baju yang sedikit longgar dan memilih sepatu dan kaus kaki yang sesuai ukuran.
Selain itu, batasi penggunaan sepatu dengan hak tinggi. Jenis sepatu ini memang membuat tubuh Anda terlihat tinggi, namun membebankan tumit Anda banyak beban sehingga aliran darah di kaki menjadi terbatas. Ini bisa memperburuk gejala dan memperluas area vena yang membengkak.

Stroke

Apa itu  penyakit stroke?

Penyakit stroke adalah penyakit yang terjadi ketika pasokan darah menuju otak terganggu atau sama sekali berkurang, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Dalam beberapa menit, sel-sel otak mulai mati. Penyakit ini merupakan kondisi yang dapat mengancam hidup seseorang dan dapat menimbulkan kerusakan permanen.  

Ada 3 jenis kondisi

1. Stroke iskemik
Penyakit stroke iskemik adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke area otak terhalang oleh bekuan darah. Jenis penyakit ini bertanggung jawab atas 87 persen dari total kasus penyakit ini
Bekuan darah sering diakibatkan oleh aterosklerosis, yang merupakan penumpukan timbunan lemak di lapisan dalam pembuluh darah. Sebagian dari timbunan lemak ini bisa lepas dan memblokir aliran darah di otak Anda. Konsepnya mirip dengan serangan jantung, di mana gumpalan darah menghalangi aliran darah ke sebagian jantung Anda.
Kondisi ini bersifat embolik, yang berarti bekuan darah berasal dari bagian lain di tubuh Anda dan kemudian berpindah menuju ke otak, lalu biasanya dari jantung dan arteri besar di dada bagian atas dan leher.
Diperkirakan 15 persen kasus embolik ini disebabkan oleh kondisi yang disebut fibrilasi atrial In adalah sebuah kondisi yang membuat jantung Anda berdetak tidak teratur. Ini menciptakan kondisi di mana gumpalan bisa terbentuk di jantung, terlepas, dan berjalan ke otak. Bekuan darah yang menyebabkan kondisi ini tidak akan hilang tanpa pengobatan.
2. Stroke hemoragik
Penyakit stroke hemoragik terjadi saat pembuluh darah di otak mengalami kebocoran atau pecah. Stroke hemoragik menyumbang sekitar 13 persen dari total kasus penyakit ini
Kondisi ini berawal dari pembuluh darah yang melemah, kemudian pecah dan menumpahkan darah ke sekitarnya. Darah yang bocor jadi menumpuk dan menghambat jaringan otak di sekitarnya. Kematian atau koma panjang akan terjadi jika pendarahan berlanjut.
Ada dua jenis stroke hemoragik. Pertama adalah aneurisma, yang menyebabkan sebagian pembuluh darah melemah hingga mengembang layaknya balon dan kadang pecah. Lalu  lainnya adalah malformasi arteriovenosa, yaitu kondisi pembuluh darah yang terbentuk secara abnormal. Jika pembuluh darah semacam itu pecah, bisa menyebabkan stroke hemoragik.
3. Stroke ringan
Transient ischemic attack (TIA) atau sering disebut stroke ringan adalah kekurangan darah pada sistem saraf yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 24 jam atau bahkan hanya dalam beberapa menit. Kondisi ini terjadi saat bagian otak tidak mendapat pasokan darah yang cukup. Anda memiliki risiko stroke ringan yang lebih tinggi apabila Anda pernah mengalami transient ischemic attack.

Seberapa umumkah penyakit stroke?

Penyakit stroke dapat terjadi pada golongan usia berapapun. Anda dapat meminimalisir terkena penyakit ini dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-­tanda dan gejala stroke?

Gejala stroke cenderung terjadi secara tiba-tiba dan hanya selalu menyerang satu sisi bagian tubuh. Hal ini semakin memburuk dalam jangka waktu 24 sampai 72 jam. Gejala yang biasa terjadi termasuk:
  • Sakit kepala tiba-tiba
  • Kehilangan keseimbangan, bermasalah dengan berjalan
  • Kelelahan
  • Kehilangan kesadaran atau koma
  • Vertigo dan pusing
  • Penglihatan yang buram dan menghitam
  • Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi bagian tubuh di wajah, tangan, kaki
  • Adanya masalah dengan berbicara dan pendengaran.
Kemungkinan ada tanda-­tanda dan gejala stroke yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda. 

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala stroke berikut ini:
  • Mati rasa, tidak berdaya, atau perasaan seperti kesemutan yang muncul tiba-tiba atau kehilangan kemampuan untuk menggerakan wajah, lengan, atau kaki terutama jika terjadi hanya pada satu sisi tubuh
  • Perubahan penglihatan secara tiba-tiba
  • Susah bahkan tidak dapat berbicara
  • Pusing secara tiba-tiba dan mengalami kesulitan dalam memahami kalimat sederhana.
  • Bermasalah dengan berjalan dan menyeimbangkan badan.
  • Rasa sakit kepala yang parah dan tidak pernah dirasakan sebelumnya.
  • Anda mengonsumsi aspirin atau obat-obatan yang menghambat pembekuan darah namun
  • Anda melihat adanya tanda-tanda pendarahan.
  • Tersedak, dikarenakan makanan yang jatuh ke dalam tenggorokan.
  • Memiliki tanda-tanda pembekuan darah di pembuluh dalam seperti: merah, panas, dan sakit pada daerah tertentu di lengan atau kaki Anda.
  • Lengan dan kaki semakin menjadi kaku dan tidak bisa diregangkan (spastisitas)
Jika seseorang memiliki kecenderungan untuk terkena gejala stroke, Anda sebaiknya memperhatikan aktivitasnya untuk menjaga dan membawa mereka ke dokter segera mungkin;
  • Mintalah orang tersebut untuk tersenyum. Periksa apakah satu sisi dari wajahnya tidak bereaksi
  • Mintalah orang tersebut untuk mengangkat kedua tangannya. Perhatikan apabila ada satu tangan yang menggeluyur ke bawah.
  • Mintalah orang tersebut untuk mengulangi kalimat sederhana. Periksa apakah ada kata-kata yang tidak jelas dan apakah kalimat dapat diulang dengan benar.

Penyebab

Apa penyebab stroke?

Penyebab stroke dapat terjadi akibat:
  • Penyebab stroke iskemik: Kondisi ini terjadi ketika darah yang membeku menyumbat pembuluh darah. Jenis ini merupakan jenis yang biasa terjadi pada orang lanjut usia.
  • Penyebab stroke hemoragikKondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak bocor atau pecah sehingga darah mengalir ke dalam otak atau ke permukaan otak. Jenis stroke ini tidak seumum iskemik namun lebih mematikan.
  • Penyebab stroke ringanKondisi ini terjadi ketika plak atau darah yang beku  pada pembuluh arteri menghambat pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Kondisi ini menyebabkan aliran darah ke otak menjadi tersumbat dan menimbulkan kondisi ini terjadi. 

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan saya untuk berisiko terkena kondisi ini?

Ada banyak faktor risiko penyebab stroke :
  • Faktor risiko gaya hidup:
    • Berat badan berlebihan atau obesitas
    • Tubuh yang tidak aktif bergerak
    • Sering dan banyak mengonsumsi alkohol
    • Pengguna obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin.
  • Faktor risiko medis:
    • Tekanan darah yang tinggi – risiko pada kondisi ini dapat memicu tingginya tekanan darah melebihi 120/80 mm Hg. Dokter Anda akan membantu menentukan berapa tekanan darah yang sesuai dengan umur Anda baik Anda memiliki diabetes atau tidak
    • Perokok aktif maupun yang terpapar asap rokok
    • Kolesterol yang tinggi
    • Diabetes
    • Sleep apnea. Gangguan tidur di mana tingkat oksigen secara perlahan berkurang jumlahnya selama malam hari ;
    • Penyakit jantung, termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung, atau ritme jantung yang tidak normal;
  • Faktor lainnya yang berhubungan dengan risiko yang tinggi yaitu :
    • Memiliki sejarah pribadi atau keluarga yang mengalami kondisi ini, serangan jantung, atau stroke ringan
    • Berumur di atas 55 tahun;
    • Jenis kelamin. Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan. Perempuan biasanya terkena kondisi ini pada usia lanjut, dan lebih rentan terhadap kematian akibat penyakit ini dibandingkan laki-laki. Selain itu, perempuan juga, memiliki risiko dari penggunaan pil KB atau terapi hormon yang termasuk estrogen, juga dalam kondisi kehamilan dan melahirkan .
Tidak memiliki faktor-faktor risiko seperti di atas bukan berarti Anda tidak dapat terkena penyakit ini. Faktor-faktor ini hanya sebagai referensi. Anda sebaiknya konsultasi dengan dokter Anda untuk penjelasan yang lebih rinci.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja pilihan obat stroke?

Obat stroke umumnya dapat dilakukan dengan beberapa metode pengobatan. Namun, penderita dapat bertahan jika sesegera mungkin dibawa ke ruang gawat darurat di rumah sakit.
Jika gejala stroke yang terjadi dialami disebabkan oleh gumpalan darah, obat stroke yang  dapat digunakan adalah obat untuk mencairkan darah. Agar efektif, perawatan obat stroke ini harus segera dilakukan dalam jangka waktu 3 sampai 4 ½ jam setelah adanya gejala pertama yang muncul. Selain itu, dokter juga bisa memberikan obat stroke lainnya yang dapat mencairkan darah seperti HeparinWarfarin (Coumadin), Aspirin atau Klopidogrel (Plavix).
Penyakit stroke dapat menyebabkan tidak bekerjanya beberapa fungsi tubuh. Seberapa besar kemungkinan seseorang bisa pulih belum bisa diketahui. Banyak orang membutuhkan rehabilitasi seperti terapi bicara, terapi fisik, dan terapi kerja.
Pengobatan juga harus dilakukan pada sejarah kondisi medis penderita seperti tekanan darah tinggi, diabetes, perokok, gaya hidup, dan tingkat kolesterol yang tinggi.
Kondisi lainnya juga harus dicegah dengan cara mengurangi atau menghilangkan penyebab stroke awal pada penderita. Banyak orang dapat melakukan ini dengan penggunaan obat-obatan untuk mencegah penggumpalan darah.
Sering kali, mengonsumsi takaran kecil aspirin setiap hari dapat membantu. Selain itu, kita juga harus mengendalikan tekanan darah yang tinggi dan mengurangi risiko komplikasi lainnya seperti diabetes, tingkat kolesterol yang tinggi, merokok, dan berat badan yang berlebihan. 
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini?
Dokter akan mendeteksi dan memberikan obat stroke berdasarkan sejarah medis dan pemeriksaan fisik. CT scan atau MRI scan pada otak dapat dilakukan lebih lanjut untuk mengevaluasi bagian otak mana yang terkena gejala stroke dan juga untuk menentukan apakah kondisi yang Anda alami diakibatkan oleh penggumpalan darah atau pecahnya pembuluh darah.
Pemeriksaan aktivitas elektrik pada jantung (elektrokardiogram atau ECG) akan dilakukan untuk mengetahui detak jantung yang tidak beraturan (fibilasi atrium) yang dapat menyebabkan stroke dengan mempermudah penggumpalan darah di jantung dan menyebabkan kondisi ini terjadi.

Terapi stroke

Setelah mengalami stroke, tak jarang beberapa orang akan melakukan terapi stroke. Ini adalah salah satu cara untuk membantu Anda mempelajari kembali keterampilan yang hilang ketika penyakit ini menyerang bagian otak Anda. Terapi stroke dapat membantu Anda mendapatkan kembali kemandirian dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
Hasil penyembuhan atau pemulihan tergantung dengan tingkat keparahan penyakit yang dialami masing-masing pasien. Para peneliti telah menemukan  fakta bahwa orang yang menjalani program terapi stroke bisa sembuh dan kembali normal lebih cepat daripada orang yang tidak melakukan terapi stroke.

Bagaimana cara terapi dilakukan?

Ada beberapa cara untuk melakukan terapi stroke. Rencana atau perawatan terapi bisa dilakukan tergantung pada bagian tubuh atau jenis kemampuan apa yang melemah karena kondisi ini terjadi. Terapi fisik antara lain:
  • Latihan keterampilan motorik. Latihan-latihan ini dapat membantu meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot Anda kembali. Biasanya orang yang melakukan terapi ini adalah orang yang otot lidahnya melemah. Terapi ini bisa memperkuat otot Anda untuk berbicara ataupun menelan.
  • Terapi mobilitas. Anda mungkin perlu belajar menggunakan alat bantu mobilitas, seperti alat bantu berjalan, tongkat, kursi roda atau penahan pergelangan kaki. Penyangga pergelangan kaki dapat menstabilkan dan memperkuat pergelangan kaki Anda untuk membantu mendukung berat badan Anda saat Anda belajar kembali berjalan.
  • Terapi Constraint-induced.  Terapi ini dilakukan oleh anggota tubuh lain yang tidak terkena dampak dari kondisi ini. Anggota tubuh yang tidak terkena ini harus membantu anggota tubuh lain untuk meningkatkan fungsinya. Terapi stroke ini kadang-kadang disebut terapi penggunaan paksa.
  • Terapi Range-of-motion. Latihan dan perawatan ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan otot (kelenturan) dan membantu Anda mendapatkan kembali gerak tubuh yang lentur.
Terapi pikiran dan emosional juga mungkin dilakukan dengan beberapa jenis berikut:
  • Terapi  gangguan kognitif. Terapi okupatif dan terapi wicara ini dapat membantu Anda dengan kemampuan kognitif yang hilang, seperti memori, pemrosesan, pemecahan masalah, keterampilan sosial, penilaian, dan kesadaran diri Anda Terapi untuk gangguan komunikasi. Terapi wicara dapat membantu Anda mendapatkan kembali kemampuan yang hilang dalam berbicara, mendengar, menulis, dan memahami perkataan lawan bicara.
  • Pengobatan psikologis.  Emosional Anda mungkin akan diuji. Anda mungkin juga memiliki konseling atau berpartisipasi dalam kelompok pendukung yang juga pernah mengalami kondisi ini. Dokter Anda mungkin merekomendasikan antidepresan atau obat yang memengaruhi kewaspadaan, rasa gelisah atau gerakan.
  • Obat alternatif. Perawatan seperti pijat, akupunktur, dan terapi oksigen mungkin bisa menjadi salah satu terapi pada penderita kondisi ini.

Kapan terapi mulai bisa dilakukan?

Semakin cepat Anda memulai terapi, semakin besar kemungkinan Anda untuk mendapatkan kembali kemampuan dan keterampilan yang hilang.

Makanan untuk penderita stroke

Umumnya, pasien dengan kondisi ini tidak mampu mengunyah atau menelan makanan dengan baik. Oleh karena itu, perencanaan diet bagi pasien harus sangat diperhatikan.
Ketika seseorang terkena kondisis dan harus menjalani pengobatan di rumah sakit, biasanya makanan yang harus dikonsumsi akan diatur oleh ahli gizi yang termasuk dalam tim medisnya.
Pasien yang mengalami kondisi ini, harus menjalani prinsip diet tertentu yang sesuai dengan kondisinya. Ada beberapa jenis kondisi ini dari stroke ringan hingga berat. Tentunya, setiap jenis kondisi ini akan membutuhkan makanan yang berbeda-beda. Berikut tips aturannya:
1. Batasi konsumsi garam
Bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit ini, maka sebaiknya hindari penggunaan garam yang berlebihan serta konsumsi makanan atau minuman yang mengandung natrium tinggi. Jumlah natrium yang tinggi yang ada di dalam garam serta makanan kemasan merupakan salah satu pemicu munculnya gangguan pembuluh darah yang terjadi pada Anda.
2. Pilih makanan dengan lemak sehat
Lemak jenuh yang tinggi di dalam tubuh, hanya akan membuat kadar kolesterol naik. Hal ini yang kemudian membuat seseorang rentan terkena kondisi ini atau serangan jantung mendadak.
Oleh karena itu, mulai sekarang hindarilah makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, contohnya makanan yang digoreng deep frying, gajih pada daging, jeroan, serta kulit ayam. Sebagai gantinya, makanan untuk kondisi ini yang baik dikonsumsi yaitu kacang-kacangan yang mengandung lemak baik, seperti kacang almond.
3. Atur porsi makan sesuai
Jika memang Anda mengalami masalah sulit makan, maka sebaiknya kurangi porsi namun perbanyak frekuensi makan Anda dalam satu hari. sesuaikan makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan kalori yang Anda miliki. Bila bingung, Anda dapat berkonsultasi pada ahli gizi dalam membuat perencanaan diet yang benar selama dan setelah terapi.

Pengobatan di rumah

Apa saja ­perubahan gaya hidup atau obat stroke yang bisa dilakukan di rumah?
Berikut adalah gaya hidup dan perawatan obat stroke di rumah yang dapat membantu Anda mengatasi penyakit stroke:
  • Berhenti merokok
  • Minumlah obat-obatan yang diberikan oleh dokter Anda
  • Olahraga sesuai dengan petunjuk dokter Anda
  • Makanlah makanan yang mengandung sedikit lemak dan kurangi meminum minuman beralkohol minimal satu kali sehari
  • Kendalikan tekanan darah, tingkat kolesterol dan diabetes Anda.