This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 26 September 2019

gejala kekurangan mineral

Kenali Gejala Kekurangan Mineral yang Paling Sering Terjadi Pada Anak

Oleh Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Damar Upahita - Dokter Umum
Mineral adalah kelompok zat gizi mikro yang tak luput dari kebutuhan gizi harian anak. Meski jumlah asupan mineral tidak sebanyak zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein, tapi kebutuhannya tetap harus terpenuhi supaya nutrisi anak tidak terganggu. Lantas, dari beragam jenis mineral yang ada, apa saja yang paling sering kurang pada anak? Bagaimana gejala kekurangan mineral yang akan muncul pada anak?

Apa manfaat mineral untuk perkembangan anak?

gizi baik
Kebutuhan karbohidrat, lemak, dan protein memang yang terdengar paling umum disebut karena harus tercukupi dengan baik. Namun di samping itu, untuk memenuhi nutrisi anak, asupan mineral juga harus diperhatikan oleh orangtua.
Bukan tanpa alasan, mineral dibutuhkan oleh tubuh karena membawa berbagai manfaat baik. Mulai dari menjaga daya tahan alias sistem imun tubuh, melancarkan kerja beragam sel dan organ tubuh, hingga membantu fungsi otak anak.
Bahkan, beberapa jenis mineral juga berperan dalam perkembangan mental, saraf, dan kecerdasan anak. Itulah mengapa meski jumlahnya terbilang sedikit, tapi asupan mineral anak tidak boleh disepelekan atau sampai kurang.
Penting untuk memastikan makanan harian anak memenuhi semua kebutuhan zat gizi makro dan mikronya, termasuk di dalamnya mineral.

Beragam gejala kekurangan mineral pada anak

Ada berbagai jenis mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, UNICEF menyebutkan beberapa jenis mineral yang asupannya paling sering kurang pada anak, yaitu:

1. Zat besi

kebiasaan makan anak
Kebutuhan zat besi di setiap kelompok usia anak:
  • Usia 0-6 bulan: –
  • Usia 7-11 bulan: 7 mg
  • Usia 1-3 tahun: 8 mg
  • Usia 4-6 tahun: 9 mg
  • Usia 7-9 tahun: 10 mg
  • Usia 10-12 tahun: laki-laki 13 mg dan perempuan 20 mg
  • Usia 13-15 tahun: laki-laki 19 mg dan perempuan 26 mg
  • Usia 16-18 tahun: laki-laki 15 mg dan perempuan 26 mg
Zat besi adalah mineral penting yang bertugas sebagai komponen utama sel darah merah. Mineral ini akan berikatan dengan hemoglobin, dan terlibat dalam proses pengangkutan oksigen serta nutrisi ke seluruh sel-sel tubuh. Tidak hanya satu, tapi ada dua bentuk zat besi di dalam tubuh manusia.
Pertama yakni heme iron yang hanya ada di dalam sumber makanan hewani, seperti daging merah. Sedangkan yang kedua yakni non heme iron, yang ada di dalam sumber makanan hewani maupun nabati. Ketimbang non heme iron, bentuk zat besi heme iron cenderung lebih mudah diserap oleh tubuh.
Zat besi memang bisa dengan mudah ditemukan dalam sumber makanan harian. Namun tak jarang, kekurangan mineral zat besi merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi, termasuk pada anak-anak.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh rendahnya asupan zat besi yang didapat dari makanan harian, maupun karena peningkatan kebutuhan zat besi di beberapa kelompok usia. Selama periode pertumbuhan, kebutuhan zat besi anak biasanya akan semakin meningkat.
Terlebih ketika anak sudah memasuki usia remaja, di mana kebutuhan zat besi terbilang tinggi akibat pubertas. Jika tidak mampu tercukupi dengan baik, kurangnya asupan mineral zat besi anak berisiko mengakibatkan anemia.
Gejala yang timbul ketika anak kurang asupan mineral zat besi:
  • Kulit terlihat pucat
  • Lemas, lesu, lelah
  • Pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat
  • Nafsu makan menurun
  • Pernapasan anak cenderung cepat dan tidak normal
  • Sering terserang penyakit infeksi

Pilihan makanan sumber zat besi

Anak yang dinyatakan kurang asupan mineral zat besi, biasanya akan dianjurkan untuk memperbanyak makanan sumber zat besi. Misalnya dari sumber makanan hewani seperti daging sapi, ikan sarden, ikan tuna, ikan salmon, kerang, ayam, serta telur.
Sementara dari sumber makanan nabati, bisa diperoleh dari kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, sawi, kangkung, dan brokoli.
Di sisi lain, Anda juga bisa memberikan sumber makanan dengan kandungan vitamin C yang tinggi guna mempermudah penyerapan zat besi pada anak. Baik itu jeruk, paprika, tomat, stroberi, kiwi, mangga, dan lain sebagainya.

2. Yodium

Sumber: Thyroid
Kebutuhan yodium di setiap kelompok usia anak:
  • Usia 0-6 bulan: 90 mcg
  • Usia 7-11 bulan: 120 mcg
  • Usia 1-12 tahun: laki-laki dan perempuan 120 mcg
  • Usia 13-18 tahun: laki-laki dan perempuan 150 mcg
Yodium adalah mineral penting yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi kelenjar tiroid, sekaligus produksi hormon tiroid. Ada sekitar 15-23 miligram (mg) yodium di dalam tubuh manusia, sebanyak 75 persennya terdapat pada kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid akan menghasilkan hormon tiroid yang berguna untuk mendukung berbagai proses di dalam tubuh. Meliputi pertumbuhan fisik, perkembangan otak, menjaga kekuatan tulang, hingga mengatur laju metabolisme tubuh.
Meski fungsinya cukup penting, tapi kekurangan mineral yodium merupakan kondisi yang cukup umum terjadi, termasuk pada anak-anak. Penyakit gondok adalah akibat utama dari kekurangan yodium, yang biasanya menimbulkan pembengkakan pada leher anak.
Bahkan menurut UNICEF, perkembangan otak anak bisa terhambat ketika asupan mineral yodium kurang. Dalam kondisi yang cukup parah, kekurangan mineral yodium pada anak dapat menyebabkan efek samping serius. Misalnya perkembangan tubuh terganggu, hingga keterbelakangan mental.
Berikut berbagai gejala saat anak kurang asupan mineral yodium:
  • Pembengkakan di leher
  • Berat badan meningkat
  • Tubuh terasa lemas dan lelah
  • Rambut rontok
  • Kulit kering hingga mengelupas
  • Tubuh terasa dingin tidak seperti biasanya
  • Detak jantung meningkat
  • Kesulitan dalam belajar dan mengingat sesuatu

Pilihan makanan sumber yodium

Kekurangan mineral yodium pada anak bisa diatasi dengan memperbanyak makan makanan dengan kandungan yodium yang tinggi. Anda bisa memberikan berbagai makanan sumber yodium seperti garam, susu, daging, ikan, ayam, sayur-sayuran, buah, dan rumput laut.

3. Kalsium

Kebutuhan kalsium di setiap kelompok usia anak:
  • Usia 0-6 bulan: 200 mg
  • Usia 7-11 bulan: 250 mg
  • Usia 1-3 tahun: 650 mg
  • Usia 4-9 tahun: 1000 mg
  • Usia 10-18 tahun: laki-laki dan perempuan 1200 mg
Asupan kalsium pada anak penting untuk mendukung fungsi sel-sel tubuh, khususnya bagi perkembangan tulang dan gigi. Itu sebabnya, asupan kalsium selama masa pertumbuhan harus senantiasa tercukupi guna menunjang pertumbuhan tulang dan gigi.
Selain itu, kalsium juga bertugas untuk membantu menghantarkan sinyal dari dan ke seluruh organ tubuh. Asupan mineral kalsium yang kurang pada anak berisiko mengganggu fungsi organ jantung, otot, serta saraf. Menariknya, kadar kalsium yang ada di dalam darah telah diatur sedemikian rupa.
Jika kadar kalsium di dalam darah berlebih, tulanglah yang bertugas untuk menyimpannya. Sebaliknya, ketika tubuh kekurangan, tulang akan melepaskan simpanan kalsium guna menggantikan kadar kalsium yang menipis.
Oleh karena itu, gejala kurang mineral kalsium pada anak biasanya membuat fungsi tulang terganggu. Misalnya mengakibatkan penyakit rakitis yang membuat tulang lunak dan lemah, serta osteoporosis di kemudian hari.
Kekurangan mineral kalsium pada anak akan menimbulkan gejala berupa:
  • Masalah otot
  • Kelelahan parah
  • Kerusakan gigi
  • Kulit kering
  • Kuku mudah patah

Pilihan makanan sumber kalsium

Demi menghindari semakin buruknya kondisi kekurangan mineral kalsium pada anak, Anda bisa memberikan makanan sumber kalsium tinggi. Baik itu susu, ikan, telur, keju, yogurt, maupun sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam, kangkung, brokoli, dan lainnya.
Selain itu, perbanyak juga asupan vitamin D dari makanan harian anak guna membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Misalnya dari makanan seperti ikan, jamur, susu, keju, kuning telur, atau dari paparan sinar matahari sebagai sumber vitamin D.

4. Magnesium

anak sering sakit demam
Kebutuhan magnesium di setiap kelompok usia anak:
  • Usia 0-6 bulan: 30 mg
  • Usia 7-11 bulan: 55 mg
  • Usia 1-3 tahun: 60 mg
  • Usia 4-6 tahun: 95 mg
  • Usia 7-9 tahun: 120 mg
  • Usia 10-12 tahun: laki-laki 150 mg dan perempuan 155 mg
  • Usia 13-15 tahun: laki-laki dan perempuan 200 mg
  • Usia 16-18 tahun: laki-laki 250 mg dan perempuan 220 mg
Magnesium adalah mineral yang penting untuk mendukung struktur tulang dan gigi anak. Lebih dari itu, magnesium juga berperan dalam proses penyerapan kalsium, metabolisme makanan, serta menghantarkan impuls saraf.
Asupan magnesium yang optimal juga bertugas untuk mendukung kerja berbagai enzim pada tubuh. Atas dasar itulah, kekurangan mineral magnesium pada anak berisiko menimbulkan beragam penyakit nantinya. Entah itu diabetes, penyakit jantung, osteoporosis, hingga sindrom metabolik.
Gejala kurangnya kadar magnesium dalam tubuh anak yakni:
  • Nafsu makan menurun
  • Mual dan muntah
  • Tubuh terasa lemas dan lelah
  • Detak jantung tidak normal
  • Kram otot
  • Mati rasa atau kesemutan di satu atau beberapa area tubuh
  • Kejang
Di samping itu, kekurangan magnesium pada anak dapat berisiko mengakibatkan gejala yang sering tidak disadari. Kondisi ini bisa menimbulkan peningkatan tekanan darah maupun resistensi insulin.

Pilihan makanan sumber magnesium

Jangan sampai kondisi anak semakin memburuk karena kurang asupan mineral magnesium. Maka itu, berikan sumber magnesium dari makanan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, brokoli, bayam, alpukat, pisang, susu, serta beberapa jenis ikan.

5. Seng

anak underweigt berat badan anak kurang
Kebutuhan seng di setiap kelompok usia anak:
  • Usia 0-6 bulan: –
  • Usia 7-11 bulan: 3 mg
  • Usia 1-3 tahun: 4 mg
  • Usia 4-6 tahun: 5 mg
  • Usia 7-9 tahun: 11 mg
  • Usia 10-12 tahun: laki-laki 14 mg dan perempuan 13 mg
  • Usia 13-15 tahun: laki-laki 18 mg dan perempuan 16 mg
  • Usia 16-18 tahun: laki-laki 17 mg dan perempuan 14 mg
Seng di dalam tubuh manusia tersebar luas di semua sel, jaringan, organ, otot, serta tulang. Tak kalah dengan berbagai jenis mineral lainnya, seng juga merupakan mineral dengan segudang manfaat penting bagi tubuh.
Meliputi meningkatkan sistem kekebalan, membantu proses regenerasi sel, hingga mempercepat penyembuhan luka. Asupan seng yang optimal dibutuhkan oleh anak untuk mendukung proses tumbuh kembangnya. Itu sebabnya, mengutip dari UNICEF, kekurangan sel membawa berbagai dampak bagi anak.
Kurang asupan mineral seng pada anak bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkat risiko serangan penyakit infeksi. Misalnya seperti infeksi pada saluran pencernaan anak yang menyebabkan diare. Asupan mineral seng yang kurang pada anak bisa disebabkan oleh beberapa hal.
Mulai dari kurang tercukupinya kebutuhan seng harian anak, kehilangan sejumlah kadar seng dari dalam tubuh, serta memiliki masalah kesehatan tertentu. Dalam kondisi tersebut, biasanya anak akan mengalami satu atu lebih gejala kurang mineral seng yang umum, seperti:
  • Nafsu makan menurun
  • Pertumbuhan anak cenderung lebih lambat dari yang seharusnya
  • Sistem kekebalan tubuh menurun
Ketika kekurangan seng berkembang semakin parah, anak bisa mengalami gejala seperti:
  • Perkembangan kematangan seksual terhambat
  • Kemampuan indera penciuman menurun
  • Diare
  • Lemas dan lesu
  • Rambut rontok
  • Penyembuhan luka butuh waktu lama
  • Penurunan berat badan drastis

Pilihan makanan sumber seng

Jika tidak ingin kondisi kekurangan mineral seng pada anak semakin memburuk, berikan sumber makanan yang dapat mencukupi kebutuhan seng harian. Berbagai jenis makanan dengan kandungan seng yang tinggi yaitu tiram, kepiting, daging sapi, susu, telur, ayam, kacang-kacangan, jamur, yogurt, bayam, dan lain sebagainya.

Perlukah memberikan suplemen mineral untuk anak?

Makanan merupakan sumber mineral terbaik untuk memenuhi kebutuhan harian sekaligus mendukung tumbuh kembang anak. Ya, jika anak dalam kondisi sehat, kebutuhan mineral harian bisa dipenuhi dengan mudah melalui pemberian aneka macam makanan.
Artinya, tidak perlu sampai memberikan suplemen mineral untuk anak. Akan tetapi, tidak demikian halnya bagi anak dengan kondisi berbeda. Melansir dari laman JAMA Pediatrics, ada beberapa kondisi yang mau tidak mau mengharuskan anak untuk minum suplemen vitamin sebagai pelengkap makanan.
Meliputi anak yang mengalami kekurangan berat badan, memiliki batasan tertentu dalam mengonsumsi makanan, maupun memiliki penyakit yang membuatnya berisiko kekurangan mineral,
Dalam hal ini, di samping memberikan variasi makanan sumber berbagai mineral, dokter dan ahli gizi biasanya juga menganjurkan untuk melengkapi asupan anak dari suplemen. Hal ini bertujuan agar asupan mineral anak tidak kurang dan dapat tercukupi dengan baik.
Dokter maupun ahli gizi umumnya akan menganjurkan jenis suplemen mineral terbaik, beserta aturan dan dosis minumnya sesuai kondisi anak. Namun yang perlu diingat, pemberian suplemen mineral untuk anak dengan kondisi tertentu bukanlah makanan pokok, melainkan hanya sebagai tambahan atau pelengkap saja.
Sebaliknya, hindari memberikan suplemen mineral pada anak yang sehat dan tidak berisiko kekurangan mineral apa pun. Pasalnya, hal tersebut justru akan membuat asupan mineralnya jauh melebihi kebutuhan yang seharusnya.
Tidak menutup kemungkinan, kondisi ini membuat anak berisiko mengalami mual, muntah, sakit perut, masalah saraf, hingga gangguan organ hati akibat kelebihan mineral.

sumber https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/anak-kurang-mineral/

gejala kekurangan vitamin

Tanda-tanda Tubuh Anda Kekurangan Vitamin atau Mineral Tertentu

Oleh Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Yusra Firdaus - Dokter Umum
Masalah kurang gizi tidak hanya bisa terjadi di masyarakat kelas bawah atau suku di pelosok pedalaman. Bahkan orang sehat di perkotaan pun bisa kekurangan vitamin dan nutrisi penting. Apalagi jika Anda tergolong sibuk atau tidak makan makanan seimbang secara teratur. Begini cara mendeteksi jika tubuh Anda kekurangan vitamin atau mineral tertentu.

Ciri-ciri kekurangan kalsium

Kalsium penting untuk menjaga tulang kuat dan mengendalikan fungsi otot dan saraf. Kelelahan, kram otot, irama jantung abnormal, dan nafsu makan yang buruk artinya tubuh Anda kekurangan asupan kalsium.
Bila Anda kekurangan mineral kalsium, Anda berisiko terkena osteopenia, suatu kondisi yang menyebabkan berkurangnya massa tulang sehingga meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang. Apalagi kepadatan tulang akan mencapai kapasitas maksimalnya di usia 30, dan akan terus berkurang seiring waktu.
Pastikan Anda memenuhi cadangan kalsium tubuh dengan mengonsumsi setidaknya tiga porsi susu atau yogurt sehari. Sumber kalsium lain yang baik adalah keju, jus jeruk yang diperkaya kalsium, tahu, edamame, dan sayuran hijau berdaun gelap.

Ciri-ciri kekurangan vitamin D

Jika Anda mengalami kelelahan, otot sakit atau lemah, dan/atau nyeri sendi misterius, terutama di cuaca dingin, Anda mungkin kekurangan vitamin D. Tekanan darah tinggi juga bisa menjadi tanda bahwa Anda mungkin tidak cukup vitamin D. Sering sakit kepala pada pria menjadi tanda bahwa tubuhnya kekurangan vitamin D.
Orang-orang yang punya masalah kulit seperti eksim umumnya juga mengalami kekurangan vitamin ini. Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan tingkat vitamin D terendah menunjukkan gejala eksim yang lebih parah daripada mereka yang memiliki asupan lebih tinggi.
Untuk mendapatkan cukup vitamin D, konsumsi tiga gelas susu atau 3 porsi yogurt setiap hari; ikan berlemak seperti salmon, tuna, ikan todak dua kali seminggu; jus jeruk fortifikasi; dan perbanyak aktivitas di luar ruangan untuk mendapat paparan sinar matahari pagi.

Tanda-tanda kekurangan kalium

Kalium adalah mineral terbanyak ketiga dalam tubuh. Kalium sangat penting bagi kesehatan karena kekurangan mineral ini dapat menimbulkan berbagai gejala masalah kesehatan seperti lesu, otot lemah, kram otot, refleks berkurang, sembelit, anemia, sakit kepala, dan berat badan yang turun drastis. Pada kasus yang parah, kekurangan kalium dapat menyebabkan ritme jantung tidak normal.
Anda bisa kekurangan kalium akibat diare, muntah-muntah, keringatan berlebih, sedang mengonsumsi antibiotik, atau dari kondisi lainnya seperti gangguan makan (anoreksi, bulimia, dst) atau penyakit ginjal.
Pisang, gandum utuh, susu, sayuran, kacang-kacangan, dan kacang polong adalah sumber kalium terbaik.

Gejala kekurangan zat besi

Zat besi membantu tubuh Anda membuat sel darah merah. Bila kadar zat besi terlalu rendah dalam tubuh, oksigen tidak akan terangkut secara merata ke seluruh bagian tubuh. Anemia akibat defisiensi zat besi dapat menyebabkan kelelahan. Selain itu, kulit pucat dan kusam, kuku kusam dan mudah rapuh, rambut tipis dan rontok juga menjadi pertanda bahwa tubuh Anda kehabisan zat besi, kulit. Perempuan yang menstruasinya berat (darah keluar berlebihan) sangat berisiko kekurangan zat besi. Sama halnya dengan wanita yang vegetarian.
Untuk meningkatkan kadar zat besi, perbanyak makan sereal fortifikasi zat besi, daging sapi tanpa lemak, tiram, kacang (terutama kacang putih, kacang arab, dan kacang merah), kacang lentil, dan bayam. Dan karena penyerapan zat besi dibantu oleh vitamin C, pastikan menu makan Anda juga mencakup banyak sayuran kaya vitamin C seperti brokoli, paprika merah, kangkung, dan kembang kol.

Tanda-tanda kekurangan vitamin B12

Gejala defisiensi B12 yang parah termasuk mati rasa di tungkai, tangan, atau kaki; Masalah berjalan dan keseimbangan; anemia; kelelahan; kelemahan; lidah bengkak dan meradang; paranoia; halusinasi; mudah marah; atau depresi. Retak di sudut mulut juga bisa menjadi tanda kekurangan vitamin ini. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia dan kepikunan pada orang tua.
Vitamin B12 membantu produksi DNA dan mengatur sistem saraf. Vitamin ini juga memainkan peran dalam pertumbuhan dan pembentukan sel darah merah. Vitamin B12 dapat ditemukan pada daging dan produk susu, sehingga siapapun yang termasuk vegan/vegetarian berisiko kekurangan asupan vitamin ini.
Anda bisa mendapatkan vitamin B12 dari sumber pangan hewani. Tingkatkan kadar B12 Anda dengan makan lebih banyak ikan, ayam, susu, dan yogurt. Jika Anda vegan, pilihlah makanan vegan yang diperkaya dengan B12, seperti alternatif pengganti susu, pengganti daging, dan sereal sarapan.

Ciri-ciri kekurangan folat

Folat adalah vitamin B lainnya yang juga terlibat dalam pengaturan sistem saraf. Folat terutama sangat penting bagi wanita di usia subur, itulah sebabnya kenapa vitamin prenatal mengandung dosis folat yang lumayan besar. Kekurangan folat selama kehamilan dapat menyebabkan penurunan sel darah merah dalam jumlah besar serta cacat tabung saraf pada anak yang belum lahir.
Kekurangan vitamin B12 dan folat dapat memicu dengan kondisi peradangan di seluruh tubuh. Gejala lainnya dari kekurangan vitamin B12 termasuk kelelahan, rambut beruban, sariawan, dan lidah bengkak. Untuk mendapatkan folat dari makanan, perbanyak makan sereal fortifikasi, kacang, kacang lentil, sayuran hijau, dan jeruk.

Gejala kekurangan magnesium

Magnesium membantu menopang kesehatan tulang, kesehatan saraf. dan membantu produksi energi. Kekurangan magnesium cukup jarang terjadi pada orang sehat, tapi hal ini dapat memengaruhi orang-orang yang mengonsumsi obat tertentu, memiliki kondisi kesehatan tertentu, atau mengonsumsi terlalu banyak alkohol.
Kekurangan magnesium dapat menyebabkan ketidakseimbangan saluran ion kalsium ke seluruh tubuh yang menampakkan dirinya sebagai sejumlah gejala kesehatan. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kelelahan, dan kelemahan. Pada kasus yang lebih parah, hal itu dapat menyebabkan mati rasa, kram otot, kejang, irama jantung abnormal, perubahan tingkah laku, atau kadar potassium atau kalsium rendah.
Memperbanyak makanan sehat dan segar adalah solusi terbaik untuk mengatasi gejala kekurangan vitamin. Namun jika Anda merasa sudah cukup makan sehat tapi masih merasa kurang, Anda boleh menambah asupan dari suplemen multivitamin. Yang terpenting adalah selalu bijak dalam mengonsumsinya dan baca aturan pakai.

sumber https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/berbagai-tanda-kekurangan-vitamin/

konstipasi


Konstipasi atau sembelit adalah frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dari biasanya. Jarak waktu buang air besar pada setiap orang berbeda-beda. Namun umumnya dalam satu minggu, manusia buang air besar setidaknya lebih dari 3 kali. Jika frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu, maka seseorang disebut mengalami konstipasi. Akibatnya, tinja menjadi kering dan keras sehingga lebih sulit dikeluarkan dari anus.
Stomach illness
Buang air besar merupakan tahap terakhir proses pencernaan. Dalam sistem pencernaan manusia, makanan yang dikonsumsi menuju lambung, usus kecil, kemudian usus besar. Setelah air dan nutrisi yang diperlukan tubuh diserap dalam usus, sisa makanan tersebut lalu dikeluarkan melalui anus sebagai tinja.
Setiap orang sesekali bisa mengalami konstipasi, namun biasanya bukan merupakan kondisi serius dan berlangsung hanya sebentar. Tingkat keparahan konstipasi pada setiap orang berbeda-beda, Pada beberapa kasus, konstipasi dapat menjadi kronis jika kondisi ini berulang hingga beberapa kali dalam waktu 3 bulan. Gangguan sembelit kronis ini dapat mengganggu kegiatan penderita setiap hari.
Penyabab konstipasi bisa lebih dari satu faktor, dari pola makan dan hidup yang buruk, atau kondisi medis tertentu. Sementara pada anak-anak, selain beberapa penyebab yang telah disebutkan, kebiasaan menahan keinginan untuk buang air besar atau stres juga dapat membuat mereka mengalami sembelit. Untuk mengatasi konstipasi, langkah penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah pola makan dan gaya hidup, pemberian obat, atau prosedur operasi.

diare

Pengertian Diare


Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar, dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah sekitar 7 juta, dan paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta kasus.
diare - Alodokter
Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian kasus dapat memanjang hingga berminggu-minggu (kronis). Pada umumnya, diare tidak berbahaya jika tidak terjadi dehidrasi. Namun, jika disertai dehidrasi, penyakit ini bisa menjadi fatal, dan penderitanya perlu segera mendapat pertolongan medis.

Gejala dan Penyebab Diare

Gejala diare bervariasi. Penderita bisa merasakan satu atau lebih gejala. Namun, gejala yang paling sering dirasakan penderita diare antara lain:
  • Perut terasa mulas.
  • Tinja encer atau bahkan berdarah.
  • Mengalami dehidrasi.
  • Pusing, lemas, dan kulit kering.
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman di usus besar. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat radang di saluran pencernaan.

Pengobatan dan Pencegahan Diare

Penderita diare dapat meminum cairan elektrolit, guna mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Selama terjadi diare, konsumsi makanan yang lunak dan antibiotik atau obat anti diare. Untuk kondisi yang lebih serius, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan, seperti:
  • Obat antibiotik
  • Obat pereda nyeri
  • Obat yang dapat memperlambat gerakan usus.
Untuk mencegah diare, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, serta hindari konsumsi makanan dan meminum air yang tidak dimasak hingga matang.

hepatitis

Hepatitis (plural: hepatitides) adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama kelima satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

Jenis Virus Hepatitis[sunting | sunting sumber]

  • Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
  • Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
  • Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
  • Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
  • Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
  • Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. namun belum terlalu diketahui.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis:
Hepatitis A biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa menjadi kronis. Setelah sembuh, maka akan kebal terhadap Hepatitis A, tetapi tidak kebal terhadap jenis penyakit hepatitis yang lain.
5 persen dari penderita Hepatitis B akan menjadi kronis, karena tidak ditangani dengan baik.
Pada pemakai narkoba suntikan yang menggunakan jarum bersama-sama yang marak pada masa lampau, maka 18 persen tertular Hepatitis B, 40 persen tertular HIV dan 70 persen tertular Hepatitis C. Jadi Hepatitis C sangat mudah menular melalui transfer cairan (virulen).
Penderita Hepatitis C sebenarnya hanya 0,8 persen, tetapi sebagian besar akan menjadi kronis, sehingga jumlah penderita kronisnya hampir sama dengan penderita Hepatitis B kronis, yaitu sekitar 1 juta orang.[1]

Pencegahan[sunting | sunting sumber]

Vaksin[sunting | sunting sumber]

Distribusi global penyakit hepatitis B, yang berwarna merah (gelap) lebih banyak penderitanya daripada yang berwarna terang.
Vaksin tersedia untuk pencegahan hepatitis A dan B yang merupakan vaksin tunggal ataupun vaksin gabungan. Kekebalan terhadap Hepatitis A mencapai 99-100% sebulan setelah menerima vaksin yang ke-2 kalinya (vaksin yang kedua 6 bulan kemudian setelah yang pertama). Vaksin hepatitis A tidak boleh digunakan untuk yang berusia di bawah satu tahun.[2] Vaksin Hepatitis B telah tersedia sejak tahun 1986 dan telah diterapkan sedikitnya pada 177 program nasional imunisasi untuk anak-anak. Kekebalan terjadi pada lebih 95% anak-anak dan dewasa muda yang menerima 3 dosis rekombinan vaksin, sebulan setelah vaksin yang ketiga (jadwal vaksinasi adalah 0, 1 bulan dan 6 bulan). Vaksinasi pada bayi yang berumur kurang dari 24 jam dapat mencegah penularan penyakit hepatitis B dari ibunya. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) merekomendasikan vaksinasi pada semua anak, terutama yang baru lahir di negara-negara dimana hepatitis B marak terjadi (seperti Indonesia, terutama di NTB dan NTT) untuk mencegah penularan secara vertikal dari ibu ke anak.[3]